Judul: Love Life
Cast: MyungZy couple
sinar matahari pagi yang menyeruak masuk melalui celah-celah jendela
berhasil menyentuh lembut kulit putih Suzy. sang empu masih tertidur
pulas.
gadis itu mengeliat kecil bak ulat yang mengeliat diatas dahan.
ia
membuka matanya, melemparkan pandangan matanya menuju kesemua sudut
ruangan yang didominasi dengan warna hitam. suzy menghela naps.
"ia sangat suka hitam." gumamnya terdengar seperti berbisik pada dirinya sendiri.
ia
bangkit dari tempatnya menuju ke tepi jendela kemudian menyibak salah
satu dari 4 gorden berwarna hitam. sinar matahari yang tadinya tak dapat
masuk secara bebas menjadi dapat menjamah ke seluruh ruangan yang cukup
luas itu.
ia memandang keataas dimana matahari masih
bergelantungan diatas sana namun sayang langit masih saja menjatuhkan
butiran putih tanpa kata 'lelah'
cklek_
Suzy
menolehkan wajahnya setelah dirasa ia mendengar suara bising yang
datangnya dari suara decitan pintu yang memekikkan telinga.
Suzy memandang malas keseorang pria yang berdiri diambang pintu.
sempurna.
pria yang sempurna membuat Suzy yakin bahwa Tuhan sedang berbahagi
ketika membuatnya sehingga menghasilkan suatu bentuk sempurna yang
membuat setiap mata tak akan mengedipkan matanya ketika melihat. sayang,
sifatnya terlalu dingin walaupun bersama Suzy sekalipun.
"sudah bangun?" tanya pria itu seraya berjalan kearah Suzy yang masih diam ditempatnya.
Suzy diam seribu bahasa ia merasa tak perlu menjawab pertanyaan bodoh dari pria itu.
"suka?" tanya pria itu lagi setelah sekian lama keduanya melingkup pada keheningan yang terkesan aneh.
Suzy hanya mengangguk beberapa kali sembari tersenyum.
"kita akan tinggal disisni untuk selamanya Suzy-ah" lanjut pria itu lagi.
"bagaimana dengan pe--"
"aku sudah memutuskan untuk bekerja dirumah lalu kukirimkan kedirekturku melalui e-mail."
"bagaimana dengan si--"
"aku bukan orang idiot Suzy-ah aku sudah mengecek dan benar bahwa disini ada sinyal."
Suzy hanya mengangguk tak ingin menjawab semua ucapan pria disampingnya.
"Suzy-ah
kau tau aku memilih tempat ini karna pemandangannya yang bagus aku
ingin hidup disini bersamamu dan juga anak kita kelak. aku ingin
kebebasan disini enak Suzy-ah appamu itu tak akan menemukan kita disini.
kita bisa hidup bebas bersama disini Suzy-ah. kau maukan menikah
denganku?"
Keheningan kembali membekap mereka. keduanya
saling berpikir tak mengeluarkan suara barang sedikitpun hanya suara
kicauan burung yang bergetar dengan dinginnya musim saljulah yang
memenuhi ruangan mereka. memecah gelombang keheningan diantara keduanya.
"i
want to life with u and with our love but..." Suzy menggantungkan
ucapannya membuat pria itu menjadi penasar dibuatnya. pria bernama Kim
Myung Soo a.k.a L itu juga takut. takut jika jawaban yang tak ingin
didengarnya itu terlontar dari mulut Suzy--gadis yang mencintai
sekaligus dicintainya itu. "appaku tetaplah appaku. dia yang membuatku
ada didunia ini. dia memberiku makan. memberiku uang. menghidupkanku
sampai detik ini. olehkarna itu aku minta maaf padamu L-ah aku.... i
can't life with our love without my father permission. mianhae. jongmal
Mianhae."
bruakk
L ambruk seketika. kakinya
terasa tak lagi kuat menahan beban tubuhnya. tak lagi mapu berdiri
layaknya orang normal. hatinya tertohok. sangat sakit. kenyataannya apa
yang ditakutkannya menjadi sebuah kenyataan. kini ia memiliki banyak
pertanyaan:
untuk apa ia membeli rumah ini jika sang pujaan hati tak bisa menempatinya.
untuk apa ia berkorban sejauh ini?
dan yang terpenting.... untuk siapa hatinya kini? hatinya yang kosong akan diberikan pada siapa?
Suzy
mendongakan wajahnya memandang langit-langit kamar. sejujurnya ia tak
kuat melihat pemandangan memuakkan ini. ia mencintai L tapi ia juga
mencintai ayahnya namun, rasa cintanya kepada ayahnya tak bisa
mengalahkan rasa cintanya kepada L walau kenyataaannya pria yang
bertahun-tahun ia panggil 'appa' selalu menyiksa batinnya.
keheningan
kembali melingkup. burung-burung yang berkicauan tak lagi terdengar
seolah ikut berkabung dengan apa yang terjadi pada L yang ditolak oleh
sang pengisi hati.
L menitihkan air mata. air mata yang
sudah lama tak ia keluarkan. terakhir adalah ketika sang eomma
meninggal, 2 tahun yang lalu. L bukan tipe pria cengeng tapi ia tak
dapat membendeng kesedihannya biarkanlah sekarang ia menangis. menangis
tanpa suara sehingga gelombang keheningan tak dapat terpecahkan.
couse your my destiny
sebuah suara dengan cepat memotong keheningan yang ada. Suzy merogoh kantung piyamanya mengambil sebuah benda.
"yoboseoyo"
"ne"
"jinja?"
"ah~ ne ne ne."
"waiting me appa."
Suzy kembali memasukan sang benda dikantong piyamanya. memandang kearah L dengan pandang ceria.
"hey! sejak kapan L Kim menjadi cengeng huh? aku punya kabar baik."
L menyeka air matanya dengan kasar lalu memandang Suzy tanpa bersuara.
"appa menyuruh kita ke Paris dia menunggu kita sampai 1 minggu lagi jika kita tak datang dia tak akan pernah merestui kita."
-
aku tau hal ini pasti akan terjadi